P3K
P3K
“ Bu ada undangan rapat di kantor tentang Rekrutmen PPPK”, lapor kepala Tata Usaha kepada ku yang sedang sibuk berkutat dengan computer ku. “ Jam berapa bu”, Tanya ku, “nanti jam sepuluh bu”, jawabnya. “Ibu bisa mewakili saya kekantor?, tolong ajak serta dua orang guru bakti , supaya mereka dapat informasi langasung”, jawaban sekaligus instruksi tegas dari ku yang dikenal sebagai seorang kamad yang tegas dan judes. Terdapat lebih dari limabelas orang tenaga bakti sekolah yang ku pimpin baik guru maupun tendik, mereka tenaga andalan karena Madrasah yang ku pimpin memang sangat mengandalkan guru bakti, dan seluruhnya guru dan pegawai bakti tersebut bekerja full seperti halnya guru – guru dan pegawai yang PNS.
Pukul setengah dua belas ibu kepala tata usaha dan dua orang guru bakti kembali dari mengikuti rapat, informasi yang didapatkan sangat menyedihkan. Bahwa semua guru dan pegawai bakti yang bisa mengikuti pendataan adalah mereka yang sudah di SK kan oleh kepala Satker dan dilengkapi dengan berkas pembayaran.
Sore itu para guru dan tenaga bakti mulai beraksi, dengan semangat mereka mengumpulkan barang bukti, sebagai pimpinan aku ikut mendapingi, kuusahakan semaksimal mungkin bisa membantu mereka. Bahkan ada tiga orang guru dan pegawai yang baru masuk ditahun terakhir , juga aku mengupayakannya agar mereka bisa ikut didata.
Pekerjaan sore lanjut ke malam, aku yang galau karena banyaknya data pembayaran yang tidak lengkap semakin merasa khawatir, karena informasi yang ku dapatkan hanya mereka yang memiliki SK dan bukti pembayaran resmi melalui DIPA satker yang dibenarkan untuk diimput.
Tidak tuntas pekerjaan disekolah lanjut pulang kerumah, putraku semata wayang menelpon dari pondok pesantren tempatnya belajar, “ Mamak adek sakit, badan adek demam, rasanya adek nggak sanggup, boleh adek pulang mak”, Tanya suara lirih dari seberang sana, aku semakin perih, tanpa sadar airmataku menetes, “ Ya Allah”, lirih ku.
Dengan hati gundah aku menelpon adikku, aku meminta tolong agar dia bisa menjemput anak ku dan diantar kepelabuhan naik kapal pulang ke sabang. Hari ku terasa singkat, kepalaku terus berfikir untuk menyelesaikan pekerjaan membantu teman – teman bakti agar mereka segera bisa didata dengan sempurna, sore itu aku duduk rapat dengan waka kurikulum, karena banyaknya guru bakti yang mengajar sore itu, maka seluruh guru PNS walau bukan bidang studinya wajib menggantikan mereka karena hanya dengan cara ini kita bisa membatu mereka para guru bakti kita,tegas ku pada waka kurikulum yang segera menindaklanjuti instruksi ku dengan menyusun roster darurat selama dua hari. Aku sangat beruntung memiliki wakil kepala bidang kurikulum yang luarbiasa mampu bekerja dengan sangat baik dan sangat detil sesuai arahan ku.
Menjelang magrib, pekerjaan pendataan belum selesai, dokumen yang diminta banyak yang tidak lengkap, bersama op madrasah aku kembali membuka bundel keuangan yang sudah lumayan kusam ya, memang kusam, arsiparisnya masih manual, dalam map yang warna kertasnya sudah menguning, tiba – tiba handpone ku bergetar , “mamak adek demamnya tinggi kali, ni udah kakak kompres dan minum obat, tapi nggak pa pa mak, mamak kerja aja, adek biar sama kakak”, Whatsaap dari putri sulungku, yang kutugaskan menjemput adiknya dikapal terakhir sore tadi. Hati ku mulai kisruh, antara pulang kerumah melihat kondisi putraku dan mendampingi teman teman menyelesaikan pendataan mereka. Hari semakin larut, jam dua puluh dua malam aku pulang kerumah bersama dengan bu Selly, salah seorang guru bakti disekolah yang ku pimpin. Sebelum pulang aku singgah disebuah warung makan, membeli beberapa bungkus makanan karena bu selly dan aku sendiri belum makan malam. Akhirnya kami pulang kerumah masing – masing dengan seragam pagi yang masih melekat dibadan hingga malam hari.
Sesampai dirumah aku langsung membersihkan diri, Shalat Isya, masuk kamar, kuraba kening putraku, memang sangat panas, bergegas aku kedapur mengambil beberapa bawang merah lalu kubakar dengan menggunakan api kompor dan garpu lalu bawang tersebut kuhancurkan dan dilumatkan dengan minyak goreng dan minyak kayu putih lalu ku balurkan keseluruh tubuh, Alhamdulillah beberapa saat kemudian dia bisa tidur dengan nyenyak.
Keesokan harinya putraku bangun masih dengan wajah pucat dan badan lemas, tapi pekerjaan yang menumpuk tak bisa kutinggalkan, dengan berat hati, koboyong putraku kesekolah yang seharusnya istirahat dirumah, sambal menjaganya ku lanjutkan pekerjaanku yang belum tuntas kemarin. Hari ini lanjut lagi dengan persoalan PPPK yang tak kunjung usai, hampir sebahagian besar berkas pembayaran yang bersumber dari DIPA tidak ditemukan, ini arsip sudah sangat lama, bahkan sebahagian besar dengan menggunakan tulisan tangan, teman teman guru panic tak sedikit yang sempat meneteskan air mata, melihat keadaan ini hati kecilku menjerit, mereka yang selama ini telah bekerja mendidik dan membimbing anak bangsa dengan jerih yang tak seharusnya jauh dibawah standar, saat ada pendataan yang hanya sekali saja seumur mereka bekerja sebagai guru bakti bahkan ada yang sudah mulai bekerja sejak tahun 2008, akankah mereka bisa mendapatkan kesempatan ini????,,, ya Allah, semoga dimudahkan semua urusan teman teman baik guru maupun non guru dalam pendataan PPPK ini. Tidak pernah kejadian pendataan dengan melampirkan bukti – bukti pembayaran, semoga ini adalah pertanda baik bersihnya pendataan ini dari segala bentuk manipulasi.
Harapan mereka terbesar adalah berhasil menjadi guru dan tenaga kependidikan yang ber SK, mempunyai penghasilan yang layak dan jaminan hari tua yang seharusnya. Tak banyak yang mereka minta, semoga pendataan ini menjadi perjuangan puncak mereka setelah sekian lama mereka menunggu dengan harap - harap cemas.
Sabang, 7 September 2022
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
MEMBACA SENYAP MTsN SABANG
Membaca senyap MTsN Sabang edisi Selasa, 8 November 2022. Membaca senyap merupakan salah satu program Literasi MTsN Sabang dari sekian banyak program literasi lainnya. Membaca Senyap d
Rerubangga MTsN 1 Sabang Menuju Siswa Berprestasi Dan Berkarya Oleh Sri Nilawati, S.Ag
Rerubangga MTsN 1 Sabang Menuju Siswa Berprestasi Dan Berkarya Oleh Sri Nilawati, S.Ag Tangga mer
Apel
Apel Siang ini terasa terik sekali matahari membakar wajah ku yang sudah semakin legam terbak
Duka
Duka hadirnya tak terduga sering tak didamba menghadapi Duka dengan sabar adalah Pahala bagi mereka yang percaya Kadang duka menghampiri saat hari begitu indah hingga air
Ayah
Ayah Aku tak pernah ingat hangat belaian tangan kekar mu namun aku percara Engkau selalu membelaiku Karena aku dapat merasakannya Hari ini usia ku bertambah “bukan bertamba
Yang Terabaikan
Yang Terabaikan Mengapa engkau melakukan apakah hanya karena mengejar penghargaan segera hentikan jika itu yang menjadi alasan Seberapa penting alasan itu jangan pernah en
Tulang Rusuk
Tulang Rusuk wahai engkau sang tulang rusuk berakhir sudah kini di hari Sabtu 29 Agustus 2020 Engkau tak pantas lagi menjadi tulang rusuk Menangis darah pun engkau Mulai hari ini
Sujud
Sujud ada rasa nyaman yang menyelimuti saat kening menyentuh bumi memuja Mu Ya Ilahi Rabbi ada hampa yang menghampiri jika terlambat aku mengadu melepas resah yang meliput
Sahabat
Sahabat kalian selalu ada bersama ku tersenyum dan menangis bersama kadang marah kadang canda sering kita galau bersama Sahabat Seakan tak berbatas rasa Saat kita saling berbagi
